Ada kegiatan baru plus fresh beberapa waktu lalu. Tidak pernah terbersit sebelumnya untuk memiliki apalagi mencoba olahraga mancing. Kesannya boring dan tidak menantang, apalagi yang ditunggu cuman mahluk berupa ikan atau berwujud sotong. Memang penilaian datang setelah mencoba, beberapa waktu lalu ada saudara dari Terengganu, ngajak mancing. Undangan mancing sotong, bahasanya yang lebih tepat sih candat sotong. Beda candat dan mancing itu di alat yang digunakan.
Kalau mancing memerlukan alat pancing, kail pancing serta umpan
ikan, sedangkan candat hanya memerlukan segulung nylon yang ujungnya terikat
kail khusus untuk candat sotong. Bentuk kailnya mirip payung tebalik dan konturnya
sangat cocok untuk menggasak bibir imut sotong atau paling nggak salah satu
tentakelnya.
Tempat favorit candat
sotong di Terengganu tidak lain dan tidak bukan adalah Pulau Kapas. Dari jetty,
kita menyewa kapal motor nelayan yang memang sudah disediakan untuk aktivitas
ini, biaya sewanya sebesar 800 ringgit atau sekitar dua juta rupiah dan kapal
kami sanggup menampung sampai 13 peserta, jadi bisa dihitung sendiri biaya per
orangnya. untungnya berhubung ini kali pertama ikut, jadinya digratiskan, hehe.
Kapal kami cukup besar plus ada sebiji toilet kalau- kalau emergency di tengah
laut nanti, menghindari pencemaran langsung.
Tidak setiap saat kita
bisa dapet sotong, waktu yang paling favorit untuk candat sotong antara pukul 5
sore sampai pukul 6 pagi keesokan harinya. Jadi sekitar jam 4 sore kita sudah
harus di jetty untuk naik kapal dan sampai di lokasi candat sekitar 45 menit
kemudian di balik pulau Kapas. Nah sotong sendiri punya waktu favorit untuk
muncul, menurut bos kapalnya, sotong biasa keluar jam 5 sore atau jam 5 pagi,
waktu diantara itu biasanya ada tapi nggak banyak.
Ya, perairan sekitar
Terengganu memang terkenal eksotis, dan ada beberapa pulau lain yang juga terkenal
dan selalu dibanjiri wisatawan asing. Ada Pulau Redang, Pulau Perhentian dan
Pulau Kapas. Turis- turis asing yang berkunjung lebih memilih pulau perhentian yang sangat cocok untuk diving. Resort di
pulau- pulau itu tidak mengizinkan adanya Televisi dan disetting untuk total
refreshing.
Tapi sayangnya, hari
ketika kami pergi, alam tidak berpihak
pada kami, angin ‘entah apa namanya’ membuat air dibawah kami tidak stabil,
sehingga kail yang kami gunakan tidak sanggup tenggelam. Seberapapun jauh tali candat
diulur, tetap saja kail bermain- main di atas permukaan air. Memang agak
mengecewakan, dan terpaksa kami harus kembali lagi untuk sotong- sotong
tersebut lain waktu.
Malam itu kami tutup dengan makan malam dengan lauk 4 ekor
sotong yang berhasil kami rampas kemerdekaannya dan juga ikan laut (beli di
pasar) masakan nahkoda, ditutup dengan secangkir kopi ‘O’ panas. Memang Sempurna!
The Bus
First Breakfast
Checking on the map
Local GPS
The view
The pinggiran
Left left left!!.. awas bang ada udang lewat!
The mother ship (kapal induk??)
Kapal anak merapat ke kapal induk
Jangan tinggal shalat dimanapun berada
The view before leaving the port
Warning: No image of the squid is shown as opposed to the fact we do not get any of it.. that night...