Tuesday, October 2, 2012

Candat Sotong, pulau Kapas

Text & Photo: Hanif                      

Ada kegiatan baru plus fresh beberapa  waktu lalu. Tidak pernah terbersit  sebelumnya untuk memiliki apalagi mencoba olahraga mancing. Kesannya boring dan tidak menantang, apalagi yang ditunggu cuman mahluk berupa ikan atau berwujud sotong. Memang penilaian datang setelah mencoba, beberapa waktu lalu ada saudara dari Terengganu, ngajak mancing. Undangan mancing sotong, bahasanya yang lebih tepat sih candat sotong. Beda candat dan mancing itu di alat yang digunakan. 

Kalau mancing memerlukan alat pancing, kail pancing serta umpan ikan, sedangkan candat hanya memerlukan segulung nylon yang ujungnya terikat kail khusus untuk candat sotong. Bentuk kailnya mirip payung tebalik dan konturnya sangat cocok untuk menggasak bibir imut sotong atau paling nggak salah satu tentakelnya.

Tempat favorit candat sotong di Terengganu tidak lain dan tidak bukan adalah Pulau Kapas. Dari jetty, kita menyewa kapal motor nelayan yang memang sudah disediakan untuk aktivitas ini, biaya sewanya sebesar 800 ringgit atau sekitar dua juta rupiah dan kapal kami sanggup menampung sampai 13 peserta, jadi bisa dihitung sendiri biaya per orangnya. untungnya berhubung ini kali pertama ikut, jadinya digratiskan, hehe. Kapal kami cukup besar plus ada sebiji toilet kalau- kalau emergency di tengah laut nanti, menghindari pencemaran langsung.

Tidak setiap saat kita bisa dapet sotong, waktu yang paling favorit untuk candat sotong antara pukul 5 sore sampai pukul 6 pagi keesokan harinya. Jadi sekitar jam 4 sore kita sudah harus di jetty untuk naik kapal dan sampai di lokasi candat sekitar 45 menit kemudian di balik pulau Kapas. Nah sotong sendiri punya waktu favorit untuk muncul, menurut bos kapalnya, sotong biasa keluar jam 5 sore atau jam 5 pagi, waktu diantara itu biasanya ada tapi nggak banyak.

Ya, perairan sekitar Terengganu memang terkenal eksotis, dan ada beberapa pulau lain yang juga terkenal dan selalu dibanjiri wisatawan asing. Ada Pulau Redang, Pulau Perhentian dan Pulau Kapas. Turis- turis asing yang berkunjung lebih memilih pulau perhentian  yang sangat cocok untuk diving. Resort di pulau- pulau itu tidak mengizinkan adanya Televisi dan disetting untuk total refreshing.

Tapi sayangnya, hari ketika kami pergi,  alam tidak berpihak pada kami, angin ‘entah apa namanya’ membuat air dibawah kami tidak stabil, sehingga kail yang kami gunakan tidak sanggup tenggelam. Seberapapun jauh tali candat diulur, tetap saja kail bermain- main di atas permukaan air. Memang agak mengecewakan, dan terpaksa kami harus kembali lagi untuk sotong- sotong tersebut lain waktu. 

Malam itu kami tutup dengan makan malam dengan lauk 4 ekor sotong yang berhasil kami rampas kemerdekaannya dan juga ikan laut (beli di pasar) masakan nahkoda, ditutup dengan secangkir kopi ‘O’ panas. Memang Sempurna!


The Bus


 First Breakfast


Checking on the map



Local GPS

 

The view


The pinggiran


Left left left!!.. awas bang ada udang lewat!


The mother ship (kapal induk??)


Kapal anak merapat ke kapal induk


Jangan tinggal shalat dimanapun berada


The view before leaving the port




Warning: No image of the squid is shown as opposed to the fact we do not get any of it.. that night...