Thursday, December 30, 2010

Puncak Mahameru, 3676 mdpl

Foto: Dwi Qaqa
Text: Hanif                                      






Puncak 3676 mdpl


Pagi hari adalah saat yang kami tunggu- tunggu, bagaimana tidak, suasana kabut turun berpacu dengan instesitas kecil cahaya matahari berlomba menuju air danau merefleksikan keindahan alam dibalut pencahayaan sempurna yang tidak ada fotografer mampu menghasilkan lightning semacam itu, Subhanallah  sangat menawan. Agak siangan kami memenuhi hajat perut lagi dengan mi instant dan Kopi Singa yang membuat kami sangat fresh dan bersemangat menaklukkan tanjakan Cinta, trek menanjak pertama pendakian menuju Kalimati.

Pukul 9 kami memulai perjalanan ke kalimati tapi sayangnya seorang dari kami tidak bisa melanjutkan pendakian. Selama pendakian kami memperoleh banyak sekali pelajaran secara tidak langsung seperti saat mendaki menuju Ranukumbolo,karena trek yang sempit dan saat grup kami berpapasan dengan grup yang mau turun, maka selalu kami yang di dahulukan lewat mungkin itu aturan tidak tertulis di antara pendaki, mendahulukan yang naik. Itu pula yang kami lakukan nantinya ketika turun, kami mencoba mendahulukan yang naik.

Perjalanan menuju Kalimati tidak seberat yang pertama, banyak trek pendakian yang agak landau. Sepanjang perjalanan kami disuguhi berbagai macam relief pemandangan yang luar biasa indah sampai- sampai menggetarkan jiwa raga dan akal sehat. Buh. Kami disuguhi pemandangan Oro- oro Ombo semacam padang rumput dengan tumbuhan setinggi satu setengah meter dengan bunga berwarna ungu, saya tebak itu tanaman lavender yang ampuh mencegah serangan nyamuk, tapi tidak ada yang membetulkan atau menyalahkan tebakan saya, dan padang ini juga yang menjadi saksi hidup narsisty-act grup kami. Setelah itu kami beristirahat sejenak di Pos Jambangan bersama grup lain.

Oro- oro Ombo

Setibanya di titik akhir pos Jambangan kami kembali disuguhi trek menanjak yang melelahkan, di balik bukit inilah tujuan kami Kalimati. Menurut informasi yang saya dapat Kalimati merupakan aliran lahar saat terjadi letusan, saat tidak teraliri lahar trek itu tampak seperti sungai mati atau dalam bahasa jawa disebut Kalimati.
Rehat di Pos Jambangan

Dengan bobot carrier yang sama berat seperti pendakian awal, ditambah lagi wajib membawa persediaan air yang banyak karena tidak ada lagi sumber air terdekat selain di Ranukumbolo perjalanan semakin memiliki taste. Sekitar pukul tiga sore, kami telah keluar dari hutan, dan lagi- lagi disuguhi padang rerumputan, Kalimati. Gugusan bunga berwarna kekuningan berderet di hadapan kami. Begitu grup kami ada yang berseloroh, “Edelweiss nih” saya baru tersadar, di sinilah bunga abadi itu hidup, Luar Biasa.

Aku mencoba mengagumi bunga itu secara mikro, lebih detil untuk mengetahui letak keindahannya dan ternyata luar biasa! tidak ada yang istimewa dan bunganya biasa- biasa saja. Laah. Entah kenapa banyak yang menginginkannya untuk dibawa pulang, selain memang dilarang dipetik, aku nggak   menemukan letak keindahannya secara individu. Setelah berjalan melewati gugusan bunga abadi dan sampai di ujung kalimati aku baru bisa menemukan satu hal yang memang luar biasa dari tempatku berdiri, gugusan edelweiss ternyata tampak indah jika dilihat secara landscape, menyuguhkan deretan gradasi warna kekuningan yang menyejukkan.

Terkapar di Pos Kalimati


Dari pos Kalimati, kami berencana langsung melanjutkan perjalanan ke Arcopodo, titik terdekat dengan puncak dan terdapat spot yang pas untuk mendirikan tenda. Setelah diserang hujan lebat, sekitar pukul 5 kami mulai perjalanan ke Arcopodo. Trek yang berat dan ditambah dengan sisa hujan lebat plus kebagian jatah membawa tenda membuat sore itu menjadi completely hard. Alhamdulillah kami bisa sampai ke Arcopodo setelah menempuh sekitar dua setengah jam pendakian dan langsung cari spot untuk mendirikan tenda. Malam itu demi kondisi fit ketika naik ke puncak tengah malam nanti, kami benar- benar makan besar dan sehat dengan menu nasi putih dan ikan sarden ditutup dengan Energen Jahe belum lagi masih dapet giliran dipijat dan tidur pulas. Maknyuss.

Suasana tenda bermalam di Arcopodo

Pukul satu tepat, kami  dibangunkan pendaki lain untuk persiapan mendaki dan setengah jam kemudian kami sudah siap memulai pendakian utama menuju puncak Mahameru. Setelah melalui sedikit trek tanah dan hutan kami disuguhi trek lurus tinggi dan menanjak. Trek utama ini bukan berupa tanah basah tapi campuran pasir dan batu yang rata- rata sebesar bola kaki. Berhati- hati kami mendaki trek terakhir ini, bagaimana tidak baru beberapa saat mendaki, rombongan di atas berteriak, “Batu! Batu!”, saat itu rasanya berada di titik nol gravitasi mengetahui ada batu sebesar kepala sapi menggelinding ke arah kami. Untungnya batu-kepala-sapi segera menggelinding ke luar trek utama dan jatuh di jurang 5 meter di samping kami.Fuhh.

Cukup berat jalur terakhir ini karena kemiringan dan komposisi trek yang membuat kaki sering ambles ke dalam pasir, Alhamdulillah, tepat pukul 6 pagi kami sampai di puncak Mahameru, deretan pegunungan di sekitarnya Nampak jelas. Gunung Putri Tidur nampak utuh, Arjuno, Bromo dan yang paling tinggi adalah tempat kami berpijak, titik 3676 meter di atas permukaan laut. Meskipun tidak bisa melihat sunrise karena tertutup awan kami tetap bersyukur bisa sampai puncak. Rasanya kami ingin kembali ke sana sekali lagi meskipun saat itu baru lima menit kami berada di puncak dan bahkan belum juga turun!! 



Memoriam Soe Hok Gie di Puncak Semeru



Trek menuju puncak yang berat


Perpulangan


Thanks to All my teammate for their support and
 thanks to nyobi_reader who kept themselves updated to this blog


Tuesday, November 30, 2010

UCTI Charity Concert Untuk Indonesia

Text: Hanif
Foto: Bima Wicak Prawiro          

UCTI Charity Concert For Indonesia

Musibah yang melanda Indonesia secara bertubi- tubi telah menggerakan hati sebagian rakyat Indonesia untuk berbuat sesuatu bagi Korban musibah. Tidak ingin ketinggalan dengan yang di dalam negeri, Persatuan Mahasiswa Indonesia di kampus APIIT/UCTI Malaysia mengelar Charity Consert, sebuah acara yang didedikasikan khusus untuk korban bencana alam di Indonesia, khususnya Mentawai dan Erupsi Merapi.

Acara ini diselenggarakan oleh AUISS (Organisasi pelajar Indonesia) yang dikemas dalam bentuk konser musik dan tarian kebudayaan Indonesia. Acara diawali dengan penampilan akustik yang dibawakan dua orang pelajar Indonesia dan dilanjutkan dengan penampilan 3 perwakilan mahasiswa Malaysia. Saya tertarik dengan konsep acara ini karena melibatkan mahasiswa dari berbagai macam Negara, Malaysia tak ketinggalan juga. Tarian Saman asal Aceh yang sudah menjadi ciri khas AUISS dalam berbagai event juga tak mau kalah dengan menampilkan tariannya seribu wajahnya. Banyak teman- teman mahasiswa dari lain negara yang terkagum dengan tarian ini, “ How could they do that?!”, salah satu ungkapan mereka yang melihat gerakan tari saman berselang seling, gerakan yang mampu mengakibatkan benturan kepala kalau- kalau pesertanya kurang terlatih. Tarian saman  yang memiliki gerakan seperti gelombang laut membuat beberapa dari mahasiswa malah menyebutnya wave dance.

Sekumpulan dosen kampus kami dan juga beberapa mahasiswa dari berbagai Negara membawakan lagu berbahasa Malaysia, saya kurang bisa menangkap makna lagunya secara persis, tapi kurang lebih lagu itu ingin menghapuskan segala bentuk perpecahan terutama di saat ada yang terkena musibah seperti saat ini dan sudah sewajibnya kita  bersatu. Saya jadi teringat beberapa saat setelah Tsunami terjadi di Mentawai pemerintah Malaysia langsung mengusulkan bantuan bagi korban tsunami. Tapi karena harus meminta izin ke Jakarta, maka bantuan yang disampaikan harus dilaporkan ke Jakarta dulu, dan untuk diketahui oleh pembaca bahwa setelah itu Malaysia sendiri juga mengalami musibah banjir besar di daerah Kedah yang membawa banyak korban jiwa dan puluhan ribu pengungsi.

Di akhir acara, ketua mahasiswa Indonesia memberikan piagam kepada perwakilan kampus secara simbolis, dan waktu untuk menyalurkan bantuan diperpanjang oleh vice-chancellor kampus sampai 2 Desember 2010. Dan menurut informasi dari seorang teman, bantuan hingga saat ini juga masih berdatangan dari perwakilan mahasiswa berbagai Negara seperti Iran, Kazakhstan dan Negara Mongol lainnya.


 Kue tradisioal untuk penggalangan dana




Booth bantuan

Akustik

Sumbangan terus mengalir

The hall

Vice chancellor

Akustik solo

Personel grup dari berbagai negara

Rapper di charity

Tari saman

Akustik oleh mahasiswa Indonesia

Saturday, November 27, 2010

MAHAMERU SUMMIT { II }

Foto: Dwi Qaqa
Text: Hanif                      





Ranukumbolo, perkampungan pendaki


Pukul satu siang kami tiba di Ranupani, di sini adalah pos Utama jalur pendakian semeru. Setelah mengurus perijinan mendaki, kami berenam memenuhi hajat perut masing- masing. Di Ranupani tersedia beberapa warung makan yang sepertinya sumber kehidupan satu- satunya dalam radius puluhan kilo meter selain persediaan makanan sendiri, dan mungkin optional, makanan penduduk setempat.

Tepat pukul 1.30 kami memulai langkah pertama menuju puncak mahameru, dengan masing- masing berbekal persediaan mi instant, kopi, air mineral 2 liter kami merasa sudah sangat pede untuk sampai ke puncak, bahkan langkah pertama kami rasakan sebagai langkah kami di puncak semeru, Mahameru! Kilometer pertama kami lalui tanpa halangan berarti karena trek yang paving stone kami jalan dengan semangat ’45 yang tak terhentikan.

 Kilometer kedua trek pendakian juga masih berupa batu paving, semangat ’45 juga masih terasa kental di antara kami sebelum kami bersama- sama secara perlahan tapi pasti mengalami kelelahan yang luar biasa di menit selanjutnya. Baru memasuki kilometer kedua, semangat ’45 yang tadinya masih kental, tiba- tiba saja larut tanpa permisi, otot- otot kami terasa gugup, dan pikiran melayang kembali ke Ranupani, jip, dan lanjut kembali ke Malang. Mustahil.

Kami nggak ingin ada cerita sebuah grup yang baru jalan 2 kilo tiba- tiba harus kembali karena kecapekan. Kalo di atas semeru sana terdapat banyak memoriam yang menunjukkan kegigihan seorang pendaki sampai harus mengorbankan nyawa, maka kami tidak ingin di titik kilometer 2 ini ada memoriam yang memperingati kami, yaitu serombongan bujangan berisi 6 kepala yang harus pulang ke rumah masing- masing karena kecapekan di KM 2!!. No Such a Thing, BOY.

Kami ambil napas panjang dan mengevaluasi problem yang hasilnya ternyata kelompok kami menderita semacam penyakit-kronik-akut-berbahaya-tak-terobati bagi seorang pendaki, penyakit kelebihan beban. Karena khawatir kehausan, kami membawa banyak air mineral, tapi justru di situ sumber masalahnya, kebanyakan air malah menguras tenaga kami. Maka kami putuskan untuk membuang sebagian air mineral, dan menyisakan secukupnya. Dengan sisa semangat ’45 yang sudah cair kami sampai ke pos pertama pendakian. Di pos ini, kami istirahat sebentar, meluruskan otot dan urat yang kaku karena shock sekaligus kami jama’ shalat Dhuhur dan Ashar.

Berangkat dari pos satu, tim kami terpisah menjadi dua grup. Tiga orang berangkat duluan mengikuti grup lain yang juga menuju Ranukumbolo. Aku di grup kedua, kami bertiga tanpa ada satupun yang berpengalaman dalam hal daki- mendaki menerobos trek pendakian sampai menjelang sore. Ketika hari mulai gelap, kami baru sampai di Pos 3, pos ini terkenal berat karena kondisi trek yang panjang dan kemiringannya mencapai 40 derajat. Gak heran kalau di pos ini banyak pendaki yang lebih memilih istirahat panjang sebelum menjajal trek setelah pos 3 ini. Kami lihat banyak pendaki yang sebenarnya memulai perjalanan sebelum kami, tapi kami susul di pos 3 ini. Tidak buat kelompok kecil kami, dengan harapan sampai ke Ranukumbolo lebih cepat dan bisa menyusul grup kami yang sudah nyangkut di grup pendaki lain, kelompokku masih membawa semangat ’45 yang agak lumer tadi menaiki jalur pos 3 tanpa istirahat! Ganass.

Kondisi semakin gelap, kami semakin berhati- hati, senter ABC Power warna biru yang aku beli di Indomaret ternyata sangat membantu. Rofiqul dan Dwi Qaqa pake headlamp, senter kecil dengan cahaya yang lumayan maknyus dilengkapi dengan fitur bisa ditempel di jidat masing- masing, jadi tangan bisa nganggur dan kalau terpeleset masih mungkin untuk cari pegangan, aku sendiri masih pakai senter biasa alhasil pas jatuh bangun, senter ABC-lah yang paling kasihan karena jadi tumpuan bobot Carrier.


Pendakian Malam


Kami ingat saat sekitar pukul 6 sore saat kami menemui tulisan Ranukumbolo 500 meter. Perasaan seneng, capek dan bingung menjadi satu gak karuan. Gimana gak bingung sudah hampir satu kilo dari tulisan tadi, kami masih belum juga sampai Ranukumbolo. Yang kami dapati malah pemandangan Ranukumbolo dari atas bukit. Jadi kami bertiga simpulkan tulisan tadi memberitahu kalau Ranukumbolo bakal terlihat sekilo kedepan, catat ya ‘terlihat’ bukan ‘terletak’. Dari posisi kita melihat Ranukumbolo aku perkirakan harus di tempuh satu jam lagi perjalanan. Kami segrup yang awalnya bersemangat ’45 agak lumer, sekarang menjadi lumpuh total. Akibat informasi yang kurang tepat, kami sudah terlalu girang untuk sampai ke Ranukumbolo, itulah yang membuat kami merasa lebih capek, sisa energi terkuras habis dalam kegirangan semu. Fatamorgana…

Diiringi bayangan bulan dan rancauan masing- masing, kami berjalan dengan sisa- sisa energi, sampai di satu titik kami merasa sudah dekat dengan Ranukumbolo, ada panggilan dari bawah, sekitar 500 meter dari kami, “PUL IPUL!”, sepertinya suara teman kami Bashori, salah satu yang nyangkut ke group lain memanggil Dwi qaqa dengan nicknamenya. Gak lama sekitar sepuluh menit, kami sudah sampai di bibir Ranukumbolo. Kami langsung rebah di tempat terdekat sedangkan temen- temen yang lain sibuk mendirikan tenda. Di antara kami berenam, 4 orang berasal dari ITS, Dwi Qaqa, Imam Bashori, Khoirudin Alfan, dan Unyil sedangkan Rofiq lulusan POLTEK Malang.

Malam indah itu kami tutup dengan sepiring mi instant dan Kopi Singa sambil berdecak mengagumi alam Ranukumbolo yang tidak tampak karena malam yang memang gelap.??




Ranukumbolo pagi



Tim menuju Kalimati

Ketua Rombongan





Segarnya Ranukumbolo



Thursday, October 21, 2010

MAHAMERU SUMMIT { I }
Text    : Hanif
Foto    : Alfan & Dwi Qaqa               


Puncak Mahameru


Tepatnya liburan semesterku kemarin, kami berhasil mendaki puncak gunung Semeru, Mahameru, puncak tertinggi pulau jawa. Rencana pendakian berawal dari salah seorang teman di facebook memposting status tentang novel 5 cm tapi salah tulis dengan menyebutkan lima puluh cm. Penasaran dengan maksud dari ke-tidak-beresannya ini aku pun menulis komentar, “apa gak salah tuh tulisannya?” kurang lebih begitu. Komen berlanjut sampai ke pembahasan isi novel 5 cm, saat aku memuji- muji alam semeru yang digambarkan dalam novel 5 cm, kawanku ini ,Dwi Qaqa, entah sengaja atau tidak menawarkan pendakian ke semeru yang tanpa pikir panjang aku iyakan ajakannya. 

Aku sudah lama punya keinginan mendaki semeru, itupun karena ulah penulis novel 5 cm, Dhonny Dirgantoro, dengan tulisannya yang segar dalam mendeskripsikan perjalanannya yang asik menuju puncak mahameru dan menggambarkan suasana alam semeru yang seksi, ranukumbolo yang menawanan sampai kalimati yang dipenuhi gugusan bunga edelweiss yang eksotis. Usut punya usut dan diskusi demi diskusi kita putuskan untuk berangkat ke semeru setelah Idul Fitri. Aku dan Dwi Qaqa mengerahkan segala daya upaya untuk menarik peserta pendakian, aku melobi melalui kontak langsung, dan Dwi Qaqa, lebih ciamik lagi, membuat semacam event di facebook untuk menarik minat temen- temen. Walhasil dalam waktu yang relatif singkat, sekitar 16 orang mengkonfirmasi keikutsertaannya. Persiapanpun sudah kita lakukan jauh- jauh hari sebelum keberangkatan, seperti dalam notes di event facebook, kita saling memberi saran untuk mempersiapkan diri sebelum pendakian, seperti lari 2 Kilo sehari atau malah ada yang mau lari 10 Kilo sehari, ngawur. Selagi mempersiapkan fisik masing- masing, kita mendata peralatan- peralatan yang perlu dibawa. Blog-demi blog kita susuri untuk mendata peralatan yang perlu dibawa.

Hari yang ditunggu- tunggupun datang juga, pagi hari 15 september 2010 kami semua berkumpul di terminal arjosari, dengan membawa tas carrier dan seluruh isinya yang merupakan sewaan dari do-rent kecuali mi instant dan sardine kalengan, maklum karena kita masih newbie dalam pendakian jadi belum punya peralatan sendiri. Hehe. Dari terminal Arjosari Malang kami lanjutkan perjalanan ke tumpang dengan menyewa angkot putih. tak perlu banyak- banyak kami menyewa angkot, satu saja sudah cukup, karena jumlah peserta yang pada awalnya 16 orang, ternyata pada hari H, hanya 6 orang yang hadir untuk ikut pendakian.

Perjalanan menuju tumpang memakan waktu sekitar 45 menit dan berhenti di terminal akhir tumpang, tepat di depan Indomaret. Di depan Indomaret itu sudah berjajar beberapa Toyota Hardtop landcruiser sekitar tahun 80-an dengan bak terbuka, itulah kendaraan kita selanjutnya untuk menaklukkan Ranupani di ketinggian sekitar 2400 mdpl (meter di atas permukaan laut). 

Perjalanan ke Ranupani ditempuh dengan waktu 2 jam, jip Toyota tua ini dengan kejaibannya yang mungin saja bisa masuk kategori 7 keajaiban dunia ternyata mampu membawa 15 penumpang di bagian belakangnya dan 2 orang di bagian depan, alhasil kami harus berdesak desakan selama perjalanan, dengan kondisi jalan yang kemiringannya bervariasi dari 35, 40, sampai 45 derajat dan dibumbui banyak tikungan tajam, sopir pun dipaksa banyak melakukan maneuver- maneuver untuk menaklukkan rute tanjakan menuju Ranupani.


Suasana Jip Toyota hardtop yang sempat ngadat

 Full Team 

 Mengintip Ranukumbolo


Berlanjut....

Wednesday, July 21, 2010

Ramadhan and Friendship

Text: Hanif
Foto: Google image
____________________






Ya sobat, ini tulisan untuk menyambut datangnya bulan ramadhan yang kurang dari sebulan lagi, di saat saya yang sedang menjalani cobaan ( Baca: ujian) semester 5. So, langsung saja apa hubungan friendship dan bulan ramadhan? Hubungannya baik- baik saja. Oh, tentu bukan itu yang aku maksud tapi apa yang bisa kita lakukan di bulan ramadhan untuk memelihara persahabatan. Sebagai umat muslim kita wajib memelihara hubungan silaturahim. Bulan ramadhan merupakan training bagi kita untuk lebih meningkatkan silaturahim. oh ya kalau ada yang masih punya utang puasa, jangan lupa ya.

Mungkin ada yang bilang, wah yang nulis sok paling tau friendship. Oh tentu tidak, karena kita semua sedang dalam proses pembelajaran dan pematangan, jadi tidak ada istilah siapa yang paling benar. Apa yang sebaiknya kita harapkan dari datangnya ramadhan terhadap hubungan persahabatan? Tentunya keakraban dan saling peduli terhadap sahabat mungkin jawaban dengan retorika terindah. Tapi pertanyaannya bagaimana kita sebagai muslim menjadi sahabat yang benar- benar baik bagi kawan- kawan kita?

Tentu pertanyaan besar bagi kita semua. Biasanya, sebagai bentuk solidaritas kita terhadap teman, maka kita akan berusaha membuat kawan kita senang, entah bagaimanapun itu bentuknya dan konsekwensinya. Kita akan mengatakan benar tentang segala tingkah lakunya meskipun itu bertentangan dengan aturan islam. Mungkin rasa takut ditinggal sahabat akan membuat kita justru menjerumuskan sahabat kita sendiri. Kita sebagai umat islam tentunya harus lebih peduli terhadap sahabat dengan mengatakan perbuatannya yang salah itu salah. Kalau kita diam saja, itu sama dengan kita menyetujui perbuatannya yang salah yang artinya kita tidak peduli dengannya.

Alangkah indahnya sobat, andai kita bisa bersahabat tanpa bertentangan dengan aturan islam, karena persahabatan yang benar dan sehat menurut saya, andaikan kita bisa mengingatkan dan mendapat peringatan dari kawan kita seandainya kita melenceng dari jalur yang hanif (my name!) atau lurus. Bukan jalur T418 atau jalur angkutan lainnya lho….

Dengan semakin dekatnya bulan Ramadhan, aku mengajak teman- teman, mari kita saling memaafkan satu sama lain. Untuk teman- teman yang sedang ujian semester, selamat menempuh hidup baru..??! Dan bagi yang sedang menjalani final year project I wish you all good luck, semoga segalanya dipermudah dan diperlancar oleh Allah SWT. Amin ya rabb.

Mari kita menjadi sahabat terbaik bagi teman- teman kita dengan saling mengingatkan apabila ada sahabat kita yang perlu diingatkan tanpa harus khawatir akan ditinggal olehnya, karena dengan itulah kita bisa memiliki sahabat- sahabat yang berkualitas. Kalaupun kita merasa tidak ada yang pernah mengingatkan kita, maka kita harus minta supaya diingatkan agar menjadi koreksi bagi diri kita.

Sekian saja untuk note-ditengah-gempuran-exam ini, I just want to remind you to remind me to remind us That it’s what we call friendship in Islam. Sampai jumpa di bulan Ramadhan 1431 H...


Flat,20 days before Ramadhan 1431


Monday, July 5, 2010

Kongres PPI Malaysia hari ke-2

Foto: Traya Yogajati
Text: Hanif
____________________

Agenda hari kedua kongres adalah melanjutkan pembahasan AD/ ART, pengesahannya dan kemudian dilanjutkan dengan pemilihan langsung ketua umum PPIM periode 2010/2011. Seperti yang sudah diperkirakan kalau pembahasan AD/ ART akan memakan waktu agak lama, kelanjutan pembahasan tentang point- point penting dalam AD/ ART ,koreksi atas redaksional yang kurang tepat ataupun penambahan dan pengurangan redaksional terjadi dalam beberapa point. Semakin meningkatnya tensi, karena beberapa point yang dianggap rancu ataupun perlu penambahan, memunculkan puluhan interupsi, tambahan, dan juga point of clarification. Namun peserta tetap bersemangat mengikuti jalannya kongres, kami banyak mendapatkan pelajaran berharga atas proses tersebut, dimana penghargaan atas pendapat orang lain dengan tidak menegasikan pandangan pribadi menjadi poin penting yang kami dapat. Kami tetap melihat persatuan yang tetap ditunjukkan oleh peserta yang Nampak aktif dalam beradu pendapat dengan saling bersalaman setelah sidang berakhir.

Pada pukul 1.30 sidang diskors hingga pukul 2.30 dengan materi Tata tertib pemilihan ketua PPMI periode 2010/ 2011. Peserta langsung menuju surau untuk melaksanakan shalat dhuhur dan ada yang langsung menuju kantin untuk menyantap makan siang yang sudah disiapkan oleh panitia kongres. Setelah break jadwal agak molor karena baru pukul 2.40 peserta baru memenuhi kuorum (jumlah minimal peserta agar kongres dapat dilanjutkan), 15 menit dari yang telah dijadwalkan. Dan pembahasan masih berkenaan dengan tatib pemilihan ketua umum yang kemudian disahkan pada pukul 14.55.

Setelah itu barulah proses pemilihan dimulai. Diawali dengan perkenalan dari calon ketua umum yang ternyata hanya 2 orang yang mendaftar, Hamidi dari UM dan Rofans dari UTP. Peserta mengusulkan agar dibuka kesempatan lagi apabila ada yang masih ingin mendaftar menjadi calon ketua umum, 3 menit waktu yang diberikan oleh ketua presidium tapi tidak ada yang bersedia sehingga hanya 2 peserta yang resmi terdaftar. Setelah itu para calon diminta mengungkapkan kesediannya untuk menjadi ketua umum PPIM, Hamidi yang dari awal sudah tampak siap mengungkapkan kebersediannya. Sedangakan Rofans dari UTP yang menyampaikan bahwa dia telah ditempatkan di sebuah plant oleh kampusnya untuk tahun depan sehingga tidak memenuhi persyaratan 2 semester sebagai mahasiswa aktif, dan akhirnya mengundurkan diri dari pencalonannya.

Alhasil kita semua dapat mengetahui Hamidi lah yang bakal menjadi ketua umum, tetapi para peserta kembali berbeda pendapat soal harus atau tidaknya dilakukan voting. Dengan pandangan calon tunggal tidak ada aturannya dalam mekanisme pemilihan di AD/ ART sehingga voting tetap harus dilaksanakan, tetapi mayoritas peserta sidang menghendaki tanpa voting dan diputuskan Hamidi menang secara aklamasi dan resmi menjadi ketua PPIM perioode 2010/2011 dengan disaksikan oleh atase pendidikan KBRI, Imran Hanafi.

Agenda selanjutnya adalah peresmian anggota baru PPIM dari 5 cabang yaitu UTHM(Universiti tun Hussein Muhammad Onn), UCSI(University college Sedaya Intenational ), UniMap (Universiti Malaysia Pahang), UTEM (Universiti Teknikal Melaka) sedangkan KUIS (Kolej Universiti Islam Selangor) sebagai anggota persiapan. Setelah peresmian itu selesai tinggal satu tugas lagi yang harus dilaksanakan oleh presidium yaitu menentukan tempat untuk kongres tahun XIII tahun depan. Beberapa kampus mencalonkan diri diantaranya dari UIA, UTEM, HELP, Insaniyah, Sunway dan beberapa lainnya. Pemilihan dilakukan melalui voting yang akhirnya memilih Kolej Insaniyah untuk menjadi tuan rumah kongres XIII tahun depan di kampusnya, Alor Setar, Kedah. Acara berlanjut ke serah terima jabatan dan setelah itu selesailah tugas presidium yang telah mengendalikan jalannya kongres selama 2 hari, presidium pun dibubarkan dan di Akhir acara, Abdullah Abbas diberi kesempatan untuk menyampaikan pidato terakhirnya di depan peserta kongres. Abbas menyampaikan rasa syukur dan juga terima kasih kepada komponen kepengurusannya yang telah membantunya sehingga hadirnya wujud PPIM seperti saat ini. Dengan jokenya Abbas ingin agar ketua umum terpilih dapat memberikan sesuatu yang lebih baik kepada PPIM daripada kepengurusan yang sebelumnya.

SELAMAT KEPADA MUHAMMAD HAMIDI, SEMOGA SUKSES MENJALANKAN RODA PPI PERIODE 2010/2011


Foto- foto Kongres

Atase pendidikan- Ketua Panitia- Ketua 10/11- mantan ketua09/10


Penyampaian pesan- pesan dari atase Pendidikan untuk Mahasiswa


Orasi Ketua Terpilih PPI Malaysia


Antusiasme Peserta


Delegasi UCTI 


Ketua Cabang dari PPI yang baru diresmikan



Serah terima jabatan ketua PPIMalaysia


Foto bersama seluruh peserta dan delegasi PPIM


Panitia dan Peserta Kongres dari UCTI

Friday, June 18, 2010

Kongres PPI Malaysia hari ke-1

Foto: Traya Yogajati
Text: Hanif
___________________


Diawali dengan sambutan pidato yang disampaikan perwakilan dari DUBES RI yaitu menteri Konselor penerangan, Widyarka Ryananta. Dalam pidatonya beliau megharapkan Kongres ini dapat menjadi suatu momen bagi setiap peserta untuk menjadi semakin dewasa dan berkembang dalam hal pola berpikir dan juga jangkauan wacana. Harapan yang sangat beliau tekankan adalah agar mahasiswa Indonesia memperbanyak kegiatan yang sifatnya ilmiah seperti ,membuat karya tulis dan sebagainya dan bukannya menghabiskan waktu untuk berhura- hura.  Beliau juga berharap agar mahasiswa Indonesia dapat berperan menjadi agen- agen Bangsa yang dapat turut memberikan solusi atas permasalahan internal Bangsa maupun masalah persahabatan Indonesia dan Malaysia. Selain itu juga beliau menaruh harapan besar pada PPIM agar mampu merangkul 13 ribu pelajar Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan agama.

Setelah Bapak konselor, Gurpardeep Singh dari pihak UCTI merasa sangat terhormat dengan diadakannya kongres PPI di kampus UCTI. Beliau kagum atas peranan mahasiswa Indonesia yang selalu aktif dalam keorganisasian namun tetap berprestasi selama di kelas. Menurut beliau mahasiswa Indonesia sangatlah rapat dalam artian persatuan.

Danial Hamzah Abdat sebagai ketua panitia pelaksanaan kongres XII memberikan sambutan dan memberi pesan kepada peserta kongres agar dapat menjadikan momentum ini untuk memunculkan kader- kader semisal doktor pangkat 4, Ken Kawan soetanto, ilmuwan Indonesia yang diakui kapabilitasnya di negeri matahari terbit sana. Setelah itu dilanjutkan dengan penampilan tari saman yang dibawakan Mahasiswi UCTI yang dikomandoi oleh Sasha.

Pembicara selanjutnya adalah Abdullah Abbas, ketua PPIM periode 2009/2010 yang  berkesempatan menyampaikan pidatonya dalam pembukaan kongres XII di UCTI ini. Abbas berpesan agar momen ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memunculkan ketua PPIM yang berkompeten “Jangan sampai memilih kucing dalam karung seperti bagaimana saya dipilih”, kurang lebih begitu katanya, tapi dengan melihat hasil kinerjanya pada periode 2010/2011 sepertinya kongres tahun lalu telah milih kucing yang benar.
Sidang kongres semakin mendekati pembukaannya saat MC, Riza Auliya dan vila, menyampaikan acara selanjutnya adalah pemilihan ketua presidium untuk memimpin jalannya kongres XII. Pemilihan dijalankan oleh Steering Committee (SC) Beberapa kampus menawarkan calonnya termasuk kampus kita, UCTI. Setelah beberapa calon terkumpul, maka dipilihlah 3 orang sebagai ketua, wakil, dan sekertaris presidium. Setelah itu hingga kongres berakhir mereka bertigalah yang memimpin jalannya persidangan.

Setelah pemilihan presidium sidang, acara dilanjutkan dengan break untuk shalat dhuhur dan lunch. Tepat pada pukul 14.30 peserta sidang sudah memenuhi kuorum sehinga ketua presidium bisa membuka kembali persidangan. Persidangan dibuka untuk agenda selanjutnya yaitu laporan pertanggung jawaban dari PPIM periode 2009/2010. Abdullah Abbas sebagai ketua PPIM menyampaikan LPJnya dihadapan seluruh peserta kongres selama kurang lebih satu jam dan dilanjutkan dengan memberi kesempatan kepada peserta kongres untuk menyampaikan pertanyaannya berkenaan dengan LPJ tersebut. Cukup banyak peserta yang bertanya tapi sanggup dijawab oleh Abbas, sehingga sampai pada penentuan apakah LPJ tersebut diterima, ditolak, atau diterima dengan catatan. Setelah berbagai interupsi dan pertimbangan disampaikan maka peserta kongres XII sepakat bahwa LPJ tersebut DITERIMA. Dan acara dilanjutkan denga break shalat Ashar dan coffee break.

Selepas break kedua, acara berlanjut ke pembahasan AD/ ART. AD yang terdiri dari 9 Bab dan 18 pasal dan ART yang terdiri atas 7 Bab dan 29 pasal akan dibahas setiap detailnya, dari pilihan yang diajukan, peserta kongres meminta AD/ ART dibacakan perbab sehingga tidak memakan terlalu banyak waktu. Sistem pembahasannya peserta dibagi dalam 3 komisi A, B dan C dimana komisi A membahas AD/ ART, komisi membahas Garis- garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) dan komisi C membahas rekomendasi. Pembahasan dilakukan di tiga ruang berbeda hingga selesai pada saat break shalat maghrib, isya’ dan dilanjutkan makan malam. Pengesahan AD/ ART dilaksanakan agak larut karena ada satu komisi yang masih belum menyelesaikan pembahasannya, sehingga pembahasan akan dilanjutkan kembali di hari kedua. Sidangpun diskors hingga keesokan paginya.






Perwakilan UCTI dan KBRI



Perwakilan KBRI, Widyarka Ryananta



Perwakilan UCTI, Gurpardeep Singh



Penanggung Jawab Kongress XII



Peserta Kongres



Ketua Presidium



Sidang Komisi B


Ikhmatiar- Pak Agus- Saya- Traya