Tuesday, December 22, 2009

Unexpected...

Setelah selesai pamitan aku menuju ke stasiun kereta. Jam menunjukkan pukul 22.15 ketika aku sampai stasiun komuter (Keretapi). Aku lihat papan pengumuman kalo kereta selanjutnya datang jam 23.00, masyaAllah nunggu lama ini pikirku. Barusan mengeluh karena harus nunggu kereta 45 menit ke depan tiba2 pengeras suara bunyi,

" Kepada seluruh calon penumpang train jurusan Rawang (jurusanku) diberitahukan bahwa kereta akan mengalami keterlambatan, harap maklum".
Otak sudah memerintahku untuk mengeluarkan kalimat2 emosional khas AREMA. Apa ini pikirku? barusan aku mengeluh karena masi harus nunggu lama untuk nunggu kereta eh, malah keretanya ditunda. ckckck,,,melengos.. sambil menahan emosi. Aku perhatikan terus papan yang menunjukkan perkiraan kedatangan kereta . Apa-apaan ini! semakin waktu bertambah, semakin panjang penundaannya. setiap tiga menit, waktu penundaan bertambah 2 menit.
“hargghghghghgh!!!! stkakoijt8g ksnuissiuhrioe!YGY&&*^*&^&*^*%!@$^!!!!!!!telo!” (Gak jelas to,ya gitu emang rasanya)



Sekarang papan bilang kalo kereta akan datang jam 23.18. Aku putus asa malam ini bisa sampai rumah, saat itu pukul 23.00 ketika corong- tua- pengeras- suara mengumumkan,
"Karena pembatalan kereta sebelumnya maka waktu kedatangan tertunda"
sampai kalimat itu aku masih bersabar, tapi setelah pengumuman
" keretea terkhir menuju rawang saat ini masih berada di stasiun Seremban dan akan tiba SEGERA dalam waktu EMPAT PULUH MENIT",

Hachiu,,,Kepong itu stasiun paling ujung dan kalo kereta gak telat itu memakan waktu 40 menit sampai ke stasiun ini GRGRGRGJRHGRHGHRGHRG!! emosiku memuncak, gak tau mau apa aku langsung berdiri dan jalan ke ujung plaform dan dapet satu kursi panjang yang masih kosong, sambil melengos aku banting badan di atas kursi itu tanpa peduli. Tidur.

15 menit kemudian aku masih dalam posisi yang sama mencoba untuk tidur tapi gak bisa. Ada suara berisik di sampingku tiga orang india lagi ngobrol, pake mikrofon mungkin ngobrolnya, ngganggu banget.
Pukul 23.25 lagi2 si corong teriak2
" kereta menuju rawang sudah tiba di stesen nilai". Seolah- olah udah deket aja stasiun nilainya, padahal kira2 5 stasiun lagi.
Pukul 23.57 keretapun datang, dari kejauhan aku bisa liat lampunya, saat itu juga si corong koar2 lagi, aku pikir kalo sampai kereta ini dibatalkan lagi, aku bakal...bakal...ngapain ya? yang jelas akan nunggu kereta lain lagi soalnya itu satu2nya transport pulang ke rumah. hehe. corong menginfokan kali ini dengan nada sedikit ramah, "Penumpang kami yang setia, kereta terakhir menuju rawang akan tiba dalam waktu sebentar lagi",
Apaan nih pikirku gitu aja diinfoin dia kira kita gak bisa liat kereta yang udah di depan mata begini? atau mungkin dia cuma ingin menghibur penumpang aja setelah info2 yang dia teriakin sebelumnya selalu bersifat kabar buruk terus.

Sebenernya perjalananku belum selesai soalnya mesti turun di stasiun tasik selatan dan ganti kereta lagi, tapi gak apa itu urusan nanti pikirku kalo udah nyampe sana. Jam saat itu 00.15 ketika aku sampai stasiun interchange tasik selatan. aku turun dari kereta KTM dan menuju ke pertukaran kereta LRT untuk pulang ke rumah. Bener aja apa yang aku khawatirkan, LRT-nya tutup. Untung sejak awal tadi otak ini sudah diset untuk kemungkinan terburuk, jadi gak kaget dalam keadaan macam ini.

EMMH. Yang aku tau teorinya, solusi dari keadaan kritis adalah pikiran tenang, bukan sok cool tapi mikir. aku coba tenang, cari jalan lain. aku ke arah perhentian taxi. aku dengerin tawar- menawar sopir dengan calon penumpang, yang sopirnya udah kalap minta dinaikin harganya plus pajak midnight driving sedangkan calon penumpangnya juga kalap, habis emosi nunggu kereta KTM masih diplonco lagi sama sopir taksi. Aku denger orang dari benua afrika lagi tawar menawar ama sopir taxi.

"twenty”, kata si sopir

Dijawab sama bule afrika, "what twenty? are you joking man?" tanpa rasa bersalah si bule afrika ini bilang "we want, ten".

Dalam hati aslinya ngakak juga aku, gak taunya bule afrika ini mentalnya sama kaya orang indo, 'kalo mau beli sesuatu ditawar dulu, penawaran pertama separuh harga'.DUONG! si sopir njawab "Hoi, this is midnight bro, to get your place in working hours itself taking eleven ringgit, how come you want ten at midnight?" Sambil ngakak dia
hwakakak tambah mules aku denger jawaban si sopir ni.

"Oke 15", kata si bule afrika, disambut jawaban "NONONONO...." si sopir.
Terus si sopir ninggalin tuh calon penumpang dan nawarin penumpang lain buat naik, strategi lawas penjual emang gitu pura- pura gak butuh kalo udah di posisi bagus. Bukan cuman sopir aja yang dalam posisi bagus, aku pikir ini juga kesempatan bagus buatku, kalo dipikir gak mungkin ke tempatku naik taksi sendirian, midnight lagi, pasti gak mood waktu bayanya ntar. 20RM bayangin alias 60ribu ru-pi-ah, lagian uang di kantong ada 10RM saja.

Dengan tampang kaya sales aku datengin bule afrika, "He, Guys, where are u going?" mereka jawab, "we are going to Bukit Jalil",
ah serius pikirku gak yakin, soalnya aku juga tinggal di bukit jalil.

"How much they charge you, and how many of you?", aku interogasi.
"twenty rm and three of us" kata mereka,
Gak ada angin tiba- tiba temen si bule nanya ke aku "oke bro how much you charge us?"
Apa?! aku dikira sopir taksi juga yang lagi nawarin dia. Waduh repot ini,

" No, i'm not going to charge you, i'm not a taxi driver. i'm going to BUkit Jalil also, and do you mind to make it four?" dengan hati melas tapi muka disangar2in aku tawarin mereka kita naik taxi berempat biar gak berat2 amat dan bisa mood waktu bayar taksinya entar,hehe.
Nampaknya mereka setuju,

"Driver, we take 20 to bukit jalil" kata salah satu bule itu. si sopir yang lagi nawarin ke orang lain masih pura2 gak butuh bilang ke yang lagi ditawarin, ‘kalo gak mau 25 yaudah aku ambil nih bule2’. gak lama kita udah di dalem taksi. Aku keluarin duit sepuluh ringgit aku kasihin ke bule disampingku,"Bro, do u have changes?",ana minta kembalian soalnya janjiannya kan bayar 5RM seorang. Tapi dia bilang entar aja kalo udah sampai baru bayar,oke kalo gitu terserah. Aku rilekskan susunan tulang belakangku di kursi taksi, Alhamdulillah... pikirku, akhirnya yang aku tahu, malam itu gak sampai berakhir di trotoar atau serambi masjid, dan satu lagi, ternyata banyak jalan menuju bukit jalil.

Sopir taksi kami mengutak- atik tape taksi, kayanya lagi nyari lagu yang pas ama dia dan gak lama kayanya dia dapet lagu yang cocok. Aku lupa lagunya siapa yang aku inget yang nyanyi cewek mungkin kalo gak Mariah carrey berarti Jim Carrey. Udah ngerasa lagunya cocok si sopir rileks ke kursi kemudi sambil gedein suara radionya. Hanya selang beberapa detik setelah si sopir coba rileks, tiba2 suara radio itu jadi kecil kecil O0o...... sampe akhirnya gak kedengeran, dan disambut teriakan pak sopir
"What are you doing?!!", sambil mutar volume button tape untuk digedein lagi suaranya, ternyata yang bule yang di depan ngecilin suara radionya.

"I don't like this song, driver!", kata si bule afrika yang duduk di depan dan tanpa ragu dia kecilin lagi suara radionya.Ciuut.....O0o...kecil lagi suaranya sampai habis.

"What do you want?!!" sopir taksinya udah kalap.
Bule afrika sekenanya njawab "I hate this song!".

Wuih jawaban sekenanya tapi pasti, bakalan seru kalo kaya gini pikirku. si sopir yang gak tau diri dan penumpang yang blak2an ngomong kalau makanan ini mungkin kaya soto lamongan yang dikasih jeruk plus sambel dan dikecapi ABC, muaknyus. Ini bakalan panjang ceritanya. Si sopir sambil kalap tiba2 megeluarkan orasi singkat yang mungkin udah disiapkan textnya..???
" WHAT DO YOU WANT?! THIS IS MY CAB, I HAVE RIGHTS TO DO WHAT I WANT TO,IT'S MY PRIVILLAGE!"

Dahsyat!! pikirku nih sopir atau pengacara ya, atau mungkin bekas pengacara, atau memang pengacara tapi lagi cari sambilan, atau bisa juga pengacara habis di pecat, atau mungkin juga dia pernah kuliah di jurusan hukum??gak taulah. Dan..lanjut lagi orasinya
"THIS IS MY CAB AND IF YOU DONT LIKE, BETTER I DROP YOU HERE!".

Si sopir abis orasi terus kalap, ngancem mau nurunin kita di tengah2 setopan lampu merah, aduh pikirku kalo sampe kita diturunin jadi panjang cerita. Bule yang duduk depan kayaknya shock setelah dengerin orasi kemerdekaan Hak Asasi Sopir Taksi (HAST).
Bule yang duduk depan bilang, "Oke we drop here if you don't like." dan langsung buka pintu. Keluar. Semudah itu.

Dua bule yang duduk di sampingku kebingungan sama ulah sohibnya yang satu itu, mereka coba menahan emosi kawannya biar tetep di taksi,
"wait bro sit..sit.." Bule itu gak peduli lagi. Si sopir juga sebenernya kebingungan, tapi udah terlanjur ngusir dan orasi, kayanya berat untuk tiba2 memelas minta kita tetep di taksi.
Aku buka pintu belakang. "Let's go out". Aku keluar. Gak mbayar.

Di tengah lampu merah kita turun, untungnya lagi sepi cuman ada 4-5 mobil aja. Aku usulin mending kita cegat taksi di seberang jalan, kalo di seberang sana kayanya bakal dapet harga murah soalnya gak lewat lampu merah. Akhirnya kita jalan menuju hentian bus tempatnya 500 meter di depan kita. Di tengah2 perjalanan aku penasaran darimana asal usul bule afrika ini. Setelah ku tanya2 ternyata mereka orang nigeria dan aku tebak mereka pasti dari sebelah barat nigeria, tempat komunitas muslim, soalnya mereka pakai baju gamis. Lumayan sedikit tahu tentang afrika bisa buat pembicaraan tambah antusias. Sebaliknya mereka juga nanya dari mana asal usulku, aku jawab dengan INDONESIA, mereka agk kaget aku bilang dari indonesia, sedikit terkejut dan langsung ajak jabat tangan dan bilang assalaamualaikum brother. Wa'alaikumsalam....
Aku jadi teringat apa yang dikatakan seorang teman dari temanku, yang dia berasal dari nigeria. Dia pernah bilang kalau indonesia sangat dikenal di negara mereka, dia bilang mereka biasa mengenakan sarung buatan indonesia salah satunya ATLAS. Selain itu mereka juga ternyata terbiasa mengenakan batik asli Indonesia, dan uniknya batik dianggap sesuatu yang sangat presticius di negara mereka. Mereka hanya mengenakan batik saat acara2 resmi seperti pernikahan dan batik dianggap sbagai simbol kebesaran.

Aku bilang ke bule yang tadi ribut sama sopir, kalo kita dapet taksi yang lebih murah, berarti keputusanmu tadi bagus. Kalo dapet yang lebih mahal aku mau bilang dia harus mbayarin tapi gak jadi.hehe. Kalo kita dapet lebih mahal berarti keputasnmu keliru. Aku usulin ke mereka kalo aku aja yang setop taksinya, biar nawarnya pake bahasa melayu biar dapet kortingan, mereka setuju aja.

Gak lama kira- kira sepuluh menit taksi pertama berhenti dan keliatan sopirnya orang melayu. Sip pikirku.
“Pak cik kita nak pergi Bukit Jalil berapa?”, (Bahasa melayu mode: ON)
“Midnight ni, bayarnya double meter, kalo meter 5RM bayarnya 10RM” kata pakcik sopir.
Aku tanyain ke bule- bule itu, mereka oke2 lagi. Langsung kita masuk satu persatu, aku yang terakhir. Pas masuk aku salamin pakcik sopir, “Assalaamualaikum pak”.
Pakciknya jawab panjang banget, “ Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Ta’aala Wa Barakaaatuuh.”
Si bule afrika sumringah mukanya pas tau sopirnya juga muslim.
Sepanjang Perjalanan aku ngobrol sama pakcik sopir. Eh gak taunya baik banget tuh pakcik. Dia malem itu mau kerja sampai jam 4 pagi, berarti masih 2 jam lagi.

“Oh ya pakcik esok hari ada ceramah akbar di masjid KLCC, pengisinya ustad dari Indonesia?”, Hari sebelumnya aku dapet kabar kalo Ustad Arifin Ilham mau ngisi acara di masjid KLCC tanggal 25 oktober.
“Oh ya kah, nampaknya tak bisa pakcik, kelurga pakcik mau datang siang ini.” Jawab Pakcik sopir.
“Oke takpe lah pakcik , eh Pakcik kalo kita turun dulu deket tempat saya di taman sri endah terus pakcik antar bule- bule ini pulang bisa tak?”aku coba ngelobi pakcik biar dianter sampe depan rumah.hueheh. Soalnya aku beda rumah sama bule- bule itu.

“Wah jauh tu, lain harga lah.”, kata pakcik
Aduh kalo lain harga ya mending gak usah lah pikirku, akhirnya aku minta turun di jalan yang misahin arah kami, deket carrefour.Si bule afrika mau ke Arena green, jadi aku kudu jalan dikit. Gak masalah.
“ Bro, this is 10RM do you have changes?” aku mau bayar nih sesuai perjanjian, tapi meter taksi masih nunjukin angka 5.4RM berarti bayarnya total masi 10RM lebih dikit, gak semahal taksi yang sopirnya alumni fakultas hukum itu tadi. Waktu ana mau bayar lha kok brothers-bule-moslem-dari nigeria itu nolak. Gak usah bayar bro katanya.Lah.!? terus piye? Gak masalah, kami yang bayarin kata mereka. Oke kalau gitu terserah aku gak bisa maksa.:-). Kamipun jabat tangan kenalan nama lagi biar inget dan sampai jumpa di kampus kapan- kapan.

” Makasih pakcik driver, Wassalaamualaikum!” kata- kata perpisahanku.


Saturday, December 12, 2009

Learning through writing

Mmh...enaknya nulis apa ya? Sudah lama gak di rawat ni blognya..
Terserah, kan ente yang mau nulis?
iya,,, makannya ana nanya kira- kira nulis apa?
ya udah nulis apa aja yang penting bisa nambah pengalaman dan bermanfaat buat orang lain..
oh gitu ya..okok
......
bentar...
......
......
Tapi apa ya? (telo mode: ON)

Diskusi di atas bukan

diskusiku dengan Raditya si kambingjantan atau Andrea Hirata atau parah lagi sama JK.Rowling,, diskusi itu antara aku dengan aku.maksute? dia teman diskusiku paling setia. gini,,,kita sering bertanya2 kenapa nggak dapat ide untuk menulis sesuatu atau berbuat sesuatu ketika berada dalam kondisi apapun yang memerlukan sebuah pertimbangan dan perhitungan matang itu juga yang sedang aku hadapi. Dalam kondisi itu diskusi antara 'aku dan aku' pasti akan terjadi sekalipun hanya dalam benak kita yang mungkin tidak sempat kita tuliskan karena seringnya diskusi antara 'aku dan aku' yaitu diskusi antara kita dengan diri sendiri.

Dalam diskusi tersebut yang sangat bisa mempengaruhi hasil akhir adalah diri kita sendiri, tanpa ada gangguan dari pihak luar karena... gak ada yang tau tentunya. Diskusi dengan diri sendiri menjadi kunci dominan yang akan diekspresikan lewat perkataan, perbuatan ataupun kebiasaan sehingga memunculkan suatu bentuk yaitu kita sendiri atau lebih tepatnya nilai identik kita (wah apaan tu? asal aja nulisnya). Hasil diskusi dengan diri kita bisa disebut bagus atau efektif jika kita tau apa tujuan kita, kemana tujuan kita dan sebelum itu semua, siapa kita.

Ketika kita berdiskusi dengan kawan atau teman atau mahluk apapun itu tentunya kita harus menguasai materi yang kita diskusikan meskipun, diskusi itu hanya obrolan tentang sepak bola atau siaran spongebob semalam kita tetap perlu penguasaan materi( materi spongebob???). Muncul pertanyaan materi apa yang kita perlukan untuk berdiskusi dengan diri kita sendiri?

Hal pertama yang harus kita fahami yaitu siapa kita? Saya ambil contoh seseorang, sebut namanya Hanif (namaku sendiri...:-) dia seorang pelajar jurusan teknik yang ingin jadi ahli robotik dan dengan statusnya itu sekarang jadi pelajar di jurusan teknik, sebagai seorang pelajar teknik dia harus memfokuskan segala perhatian dan waktu sesuai bidang yang diinginkan. Oke? done!,,,

siapa lagi saya? oh aku juga seorang kawan. karena aku juga bagian dari komunitas tentu aku harus tahu materi tentang komunitasku saat ini ( Ex: APIIT,UCTI,PPI dan apa ya?....TKI mungkin :-). Semakin banyak kita tahu tentang komunitas dimana kita berada, kita akan semakin memahami diskusi- diskusi yang terjadi berkenaan dengannya. Usaha kita memahami lingkungan sekitar adalah proses pembelajaran dan hal terpenting dari suatu pembelajaran yaitu keterbukaan pikiran dan kerendah- hatian kita yang aku pikir sulit sekali untuk dilakukan. Selain godaan dari luar, godaan itu juga datang dari dalam diri sendiri. Tapi, gak masalah, selama kita masih punya pikiran yang terbuka dan mau selalu belajar dan berdoa kita akan semakin faham atas peristiwa2 yang terjadi di sekitar komunitas kita dan dengannya kita semakin tahu siapa diri kita dan akan kemana tujuan kita.

Aku habisi dulu tulisan ini,,, coba kita list down dulu, siapa saja diri kita ini sebenarnya biar kita lebih memahami tujuan kita sebenarnya buat modal kita berdiskusi dengan diri sendiri untuk menentukan prioritas tujuan kita.