Monday, March 7, 2011

IKMAS Malaysia, What's next?

Text: Hanif
Foto: IKMAS                        




Bismillahirrahmanirrahim
Nggak terasa sudah hampir dua bulan dari postingan terakhir, sampai saat ini nggak sempet otak – atik nyobinulis. Alasannya masih klasik, terlalu banyak kegiatan. Padahal saat nulis ini suasana jauh lebih genting dari sebelum- sebelumnya, dari exam yang udah deket, masih lagi ada 2 tugas yang harus terkumpul ditambah dua presentasi harus dilalui dan sederet jadwal exam yang sudah menunggu. Alhamdulillah, meskipun kegiatan menulis ini vakum, bukan berarti aktifitas sehari- hari juga ikut terbengkalai. Banyak kegiatan dan cerita menarik sebenernya, tapi sudah terlewat untuk diceritakan ulang.

Yang paling gres kemarin tentu saja reuni alumni Assalaam boarding school dengan menghadirkan direktur Assalaam dan kepala sekolah SMK Assalaam. Menghadirkan? Oh bukan, Lebih tepatnya beliau datang karena ada undangan dari DIKNAS sebagai kepala sekolah terbaik dan berhak untuk ikut studi banding di Singapore- Malaysia, nah moment itu nggak bisa dilewatkan oleh alumni- alumni Assalaam yang lagi studi di Malaysia untuk menyambung silaturrahim dengan anggota IKMAS yang lain dan tentunya dua ustadz Pondok Assalaam.

 Hari Kamis siang awal kami bertemu dengan Ustad Ma’ruf, Direktur Assalaam dan Ustad Bambang, Kepala sekolah SMK yang waktu aku masih di Asslaam beliau sebagai kepala MTs. Euphoria langsung muncul begitu kami bertemu beliau berdua, aroma nostalgia masa SMP tiba- tiba hadir di benak kami, Ajib! Mungkin karena kehadiran beliau berdua yang saat kami di ma’had selalu mendominasi hari- hari kami. Ya, meskipun saat SMP kami melihat beliau berdua sebagai figur yang sebaiknya, kami enggak usah coba- coba cari masalah dengan beliau- beliau.

Kali ini kami melihat beliau berdua bukan lagi sebagai momok melainkan motivasi yang entah bagaimana dan kenapa itu bisa muncul bahkan beliau berdua ternyata lebih friendly dari dugaan kami. Tentunya kami tidak lagi bisa mengingat pelajaran apa yang telah beliau sampaikan dan nasihat- nasihat apa yang beliau pernah pesankan ataupun teguran- teguran keras macam apa yang sudah kami terima, ya kami lupa itu semua. Tapi yang perlu diketahui, itu mungkin karena nasihat- nasihat yang ustadz sampaikan tidak kami catat, tapi sudah kami wujudkan dalam bentuk aktifitas kami sehari- hari dan kemarahan- kemarahan ustadz sudah kami jadikan patokan bahwa apa yang saat itu kami lakukan adalah salah. InsyaAllah..

Mungkin tanpa jeweran- jeweran nasihat dan kemarahan beliau, kami tidak akan berada di situasi dan kondisi seperti ini. Semoga Allah mencurahkan segala rahmatNYA untuk ustadz dan bapak atau ibu guru kami yang lain atas apa yang telah antum nasihatkan pada kami dan kalau ada jeweran yang penuh hikmah, itulah jeweran nasihat dari ustadz- ustadz kami.

Untuk IKMAS Malaysia, sebaiknya dibuat kegiatan rutin yang kita lakukan dua bulan sekali paling minimal. Usulan dari ikhwan yang lulusan dari Mesir, di sana IKMAS sangat solid, silaturahim dijadikan tempat menyampaikan uneg- uneg dan permasalahan untuk dicari solusinya atau hanya sekedar acara kumpul sederhana dan sarat kekeluargaan dengan membahas permasalahan yang sedang hangat. IKMAS Mesir juga sudah biasa memunculkan ide bisnis yang menurut ustad Bambang modalnya adalah jaringan alias networking, bukan modal dengkul aja ternyata ya…hehe

This is not diary or diarrhea or whatever it called, I’m just asking, IKMAS Malaysia, What’s our next plan?




Masjid Putra, Putrajaya

Putrajaya Bridge

Firdaus, Farid Rifa'i, Ana, Fadli

IKMAS MALAYSIA


No comments:

Post a Comment